Bersyukur Setiap Saat
Unknown
6:11 PM
0
Dari
begitu bangun pagi di kamar lantai ats sampai turun ke lantai bawah, sudah
beberapa kali saya mengucapkan terima kasih dan bersyukur? Mungkin sudah lima
kali sampai tujuh kali. Dalam satu hari? Berapa kali saya berterimakasih dan
bersyukur di dalam hati? Mungkin bisa 50 sampai 100 kali,bisa jadi lebih,
karena tidak saya hitung.
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Denagn mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hiatm kelam dan ada setitik di dalam putih bersih.
Tidak praktis kedengarannya? Kok ya aneh mengucapkan terima kasih sampai puluhan kali dan satu hari? Bahkan ratusan kali? Jawabannya mudah saja: dengan berterima kasih dan bersyukur, kita selalu mencari sisi positif dari segala sesuatu. Denagn mencari sisi positif, maka diri kita menjadi semakin positif dalam melihat segala sesuatu. Pasti ada putih setitik di dalam hiatm kelam dan ada setitik di dalam putih bersih.
Dengan
selalu mengingat kelimpahan kita, otak kita mencetak keyakinan (believe) bahwa
memang benar kita hidup dalam kelimpahan. Maka, semua perbuatan kita didasari
oleh keyakinan ini, termasuk persepsi diri kita sebagai personifikasi dari sukses. Lantas, sampai kapan perlu
mengucapkan terima kasih dan bersyukur berpuluh-puluh kali tersebut? Sepanjang
hayat. Ah, tidak praktis, mungkin ada yang berpendapat demikian. Sekali lagi
bahwa ini tidak mengajarkan untuk sukses dalam semalam, namun dengan mengubah mindset
(pola pikir) maka segala faktor eksternal yang sering menjadi atribut orang
sukses akan datang dengan sendirinya bagaiakan arus sungai.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apap pun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
Berterima kasih dan bersyukur toh tidak memerlukan modal uang maupun sumber daya apap pun. Intinya hanya satu, yaitu kemauan keras untuk mengubah diri. Jangan pikirkan “pahala” yang anda dapat dari perbuatan ini dulu. Jangan pula mengharap nasib akan berubah dalam sekejap. Yang jelas, dengan mengucapkan terima kasih kepada orang lain tanpa ada rasa keterpaksaan dan rasa canggung saja sudah merupakan jembatan kita ke dalam hati orang itu.
“Terima kasih” tidak akan pernah ditolak oleh orang
lain, malah biasanya disambut dengan senyum lebar dan hati yang sedikit lebih
lembut dari pada sebelumnya. Ini saja merupakan magnit yang bisa membantu kita
semua dalam memproyeksikan diri yang sukses ke luar. Jadi, jika ada keragua-raguan dan ke-engganan untuk berterima kasih dan
bersyukur dalam skala dan frekuensi luar
biasa, maka sebaiknya Anda urungkan niat Anda untuk menjadi
personifikasi dari sukses itu sendiri. Amin…
No comments